06 March 2014


Aku termenung memandang matahari pagi..
Wajah mentari pagi masih seperti kemarin, penuh goretan luka, menangis tanpa airmata, memendam amarah dan duka, Lalu aku memandang ke belakang, wajah wajah tegar masih tetap tersenyum, walau jelas senyum itu adalah luka, amarah dan frustasi yang amat sangat…Tapi mereka tetap berkata ..”maju terus, bang…karena kami tidak akan mundur selangkahpun..!!”
oh Tuhan, saksikanlah…saksikanlah…dan saksikanlah…
Mereka adalah sekelompok hambaMu..yang tetap bertahan, dalam panasnya bara kebenaran yang mereka yakini…! Semangat mereka telah mengalahkan culasnya kehidupan, yang dikendalikan oleh segelintir orang, yang kebijakannya diluar dari pada semua peraturan dan norma, segelintir orang yang dengan jelas menyampaikan pesan kepada orang orang berwajah muram tersebut, bahwa merekalah dewanya…
Aku melihat lebih ke belakang,,,ternyata oh Tuhan….dibelakang mereka masih ada beberapa wajah, sama dengan wajah di depannya, wajah wajah itu menatap penuh amarah yang terbalut dalam duka, tapi masih jelas aku melihat…wajah wajah itu menegaskan, bahwa mereka akan terus berada garis yang telah ditentukan..
Pada wajah wajah itu..aku melihat seorang istri, aku menatap lugunya wajah bayi, balita, dan anak usia sekolah yang uang sakunya telah dikurangi, aku juga melihat wajah orang tua, wajah mertua, wajah adik dan kakak, bahkan dari wajah itu, adalah para tetangga. Sungguh, aku telah melihat, bahwa wajah wajah itu adalah wajah yang berterimakasih pada wajah di depannya, mereka tergantung dan berharap pada rezeki yang dititipkan Allah melalaui wajah di depannya…
Oh Tuhan, betapa aku melihat, tangan tangan yang mengepal, dada yang sesak dengan amarah, dan mulut mulut yang tidak henti mengadu pada langit, akan kedholiman yang ditimpakan pada mereka…
Entah berapa mulut yang berdoa…entah berapa doa yang sampai pada Dzat yang maha mendengar, dan entah, doa apa yang mereka panjatkan, aduan apa yang mereka laporkan....lirih ku mendengar, bahwa mereka semua mengadu, tentang status PHK yang menimpa kepala keluarga mereka…
Oh Tuhan, berilah ketabahan pada ratusan wajah tersebut…berilah ketegaran dan ketabahan, aku dan mereka tau, bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambaNya.

Aku mengingat ke belakang, mereka adalah orang orang kuat, yang telah mengangkat panji panji perjuangan, berkibar di langit, dibawah terik matahari membakar, wajah merah menahan amarah, berteriak, menyampaikan tuntutan, agar hak mereka diberikan, ternyata tuntutan mereka tidak hanya membentur tembok baja, ditimpakan lagi cobaan PHK kepada mereka, para pejuang gelombang pembebasan, tapi mereka tetap berjalan, berjuta kali turun aksi dan masih akan terus aksi, walau dewa nasib belum berpihak pada mereka dan keadaan belum berubah…mereka tetap yakin, bahwa jalan itu akan terbuka, bahwa tembok baja keangkuhan akan roboh, dengan semangat dan doa yang tiada henti, tiada letih, mereka akan terus menyuarakan hak hak yang memang menjadi milik mereka...
Ternyata, diantara perihnya lapar perut mereka, diantara tangis bayi yang susunya tidak kebeli, diantara muka merah para istri yang terpaksa meminjam untuk membeli beras, diantara anak yang bertanya, “Kapan bapak kerja lagi?”
Ternyata diantara itu, mereka telah mencapai pencapaian luar biasa, panasnya bara kebenaran yang mereka genggam, membuahkan hasil yang sedikit membuat wajah wajah itu tersenyum, tahukah kawan, apa pencapaian mereka :

1. Status mereka yang ditegaskan oleh lembaga negara yang mengurusi masalah ketenagakerjaan di republik ini
2. Raker komisi IX dengan meneg BUMN, yang jelas menyuarakan hak hak mereka
3. Surat Edaran Meneg BUMN kepada para direksi BUMN

Itulah pencapaian yang mereka capai, hak hak yang bukan mereka katakana! Tapi UU negara ini yang mengatakannya, dan teriakan keras para wakil rakyat, yang menegaskan status mereka, yang mengatakan, bahwa perbudakan modern ini harus diakhiri, yang mengatakan bahwa, ‘Haram hukumnya praktek outsourcing yang tidak sesuai dengan UU 13”
Lantas siapakah mereka? Wajah wajah tegar yang terus bergerak menuntutu keadilan …mereka adalah rakyat dan pekerja kontrak yang telah di PHK secara sepihak, membabi buta, dan dikebiri hak normative yang seharusnya mereka dapatkan..
tapi, mereka terus bergerak, bergerak dan bergerak, sampai keadilan ditegakkan, dan ternyata, pencapaian tersebut bukan untuk mereka, semua pencapaian tersebut dipersembahkan pada semua anak negeri yang masih terbelenggu rantai perbudakan outsourcing.

Lantas aku melihat kea rah lain, pada sekelompok orang saudara saudara mereka, yang masih takut dan malu untuk menyuarakan apa yang mereka rasakan, yang masih tertekan dalam ketidakberdayaan, hingga harus terpaksa menerima ketidakadilan yang ditimpakan pada mereka.
Dari mulut mereka aku mendengar, kata kata bersyukur, akan upah mereka yang naik, akan kebaikan yang mereka terima karena masih bekerja, akan jaminan kesejahteraan yang dijanjikan pada mereka, juga pelajaran yang mereka ambil dari saudara saudara mereka yang lain, ‘terus bekerja atau di PHK’
Aku tersenyum hampa, mereka jelas tidak bisa disalahkan, mereka adalah saudara saudara kami yang telah memilih jalan dan keputusannya sendiri, yang memilih tetap dalam selimut hangat, ketika saudara saudara mereka berjuang untuk keadilan kedinginan diluar sana, seraya berbincang satu sama lain, “Untung kita tidak ikut mereka, lihatlah akibatnya..?”
Wahai saudaraku… setelah pencapaian yang dicapai saudara saudara kalian yang menderita , setelah kalian tahu hak kalian yang sesungguhnya, hak yang jelas disuarakan wakil rakyat, hak yang kalian lihat di tv, hak yang kalian baca disurat kabar….
Apa yang akan kalian lakukan saudaraku…
Apakah kalian akan terus diam, berharap dan berdoa bahwa kalian akan masuk ke dalam bahtera yang kami perjuangkan…
Apakah kalian akan terus berharap pada kebaikan dan janji janji yang sering kalian dengar…
Apakah kalian akan terus berdiam menunggu nasib baik…
Atau kalian akan mengambil sikap tegas seperti yang kami pilih, dan bergabung dan dalam barisan kami…
Saudaraku….yang kalian lihat di TV, yang kalian baca disurat kabar, bukanlah hadiah yang diberikan atas loyalitas yang kalian berikan selama ini, bukan pula atas kebaikan orang orang yang menjanjikan kesejahteraan pada kalian,,,,
Tapi itu kami rebut dan perjuangkan dengan keringat dan air mata kami,,,

Saudara kalian yang diasingkan……

0 comments:

Post a Comment